Rabu, 11 Juni 2008

SMP STRADA PELITA PETAMBURAN V Perbaikan Mutu untuk Meraih Prestasi

Sempat mengalami kekurangan siswa, akhirnya SMP Strada Pelita Petamburan bangkit kembali setelah dilakukan peningkatan mutu pembelajaran. Untuk menghadapi Ujian Nasional (UN) pendalaman materi dipercayakan kepada guru.

Kecerdasan dan kemampuan otak dalam mendapatkan materi pembelajaran merupakan suatu hal yang dirasakan begitu penting. Keseimbangan otak kiri yang berfungsi sebagai daya nalar, logika dengan otak kanan yang berfungsi mengatur emosi, intuisi, kecerdasan dan kreativitas menjadi pilihan dalam penyajian kurikulum pembelajaran di SMP Strada Pelita Petamburan V, Jakarta.
Kondisi tersebut dapat tergambar ketika GOCARA berkunjung ke SMP Strada. Baju bebas yang digunakan siswa pada hari Jumat dan Sabtu, musik yang disajikan dalam pembelajaran, serta fasilitas, seperti penggunaan video-video memperkenalkan bidang studi tertentu) yang disajikan pihak sekolah, menggambarkan konsern dan warna tersendiri. Termasuk dari guru yang lebih menggutamakan siswa sebagai subyek--pandangan bahwa guru adalah ”Harimau” menjadi hilang--dengan pendampingan. Sehingga sekolah mampu menjadi tempat persemaian dari proses kegiatan pembelajaran.

Pasang Surut SMP STRADA

SMP Strada Petamburan V merupakan sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Strada—yang juga memiliki beberapa sekolah lain yang tersebar di beberapa daerah Jakarta dan sekitarnya. Yayasan Strada memiliki cita-cita menjadi sekolah nasional dengan tujuan meningkatkan mutu pendidikan dan mencapai target sebagai sekolah terbaik. Sedangkan Visi Strada sendiri yaitu ”Manusia bagi sesama yang utuh dan unggul dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Kepribadian dan Iman serta menjadi unit sekolah terdepan di wilayahnya masing-masing.”
Kini, Yayasan Strada telah berusia 31 tahun. Tentu bukan hal yang mudah untuk dilalui dalam proses pengembangan sekolah. Hal itulah yang tergambar saat perbincangan dengan Yoseph Aliandu S.Pd selaku Kepala Sekolah. Menurut Yoce, panggilan akrabnya, ketika dirinya menjabat kepala sekolah pada tahun 2004, SMP Strada hanya mampu meluluskan 17 siswa. Jumlah siswanya pun sangat sedikit dibandingkan tahun-tahun ajaran sebelumnya. Sepanjang perjalanan SMP Strada, sekolah tersebut mampu meluluskan siswanya ke sekolah favorit dan tidak pernah kekurangan murid.
Sekolah mulai mulai kurang diminati pendaftar sejak tahun 2000. Setiap kelas yang biasanya tersedia 2 atau 3 kelas, hanya disediakan 1 kelas. Hal itu terjadi ketika kerusuhan Mei 1998 terjadi dengan isu-isu pluralis yang berkembang di tengah masyarakat. Selain itu juga dibarengi dengan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) kepada sekolah negeri secara penuh. Sedangkan, SMP Strada walaupun mendapat bantuan tersebut, namun hanya menutup sebagian biaya pembelajaran siswa.

Perbaikan Mutu Pembelajaran

Keunggulan dan keunikan untuk meningkatkan mutu pendidikan menjadi lebih baik terus dikembangkan pihak sekolah. Usaha tersebut kini berbuah hasil. Tergambar dari jumlah 112 siswa dengan pendidik yang sebagian besar telah menempuh pendidikan S1. Pembangunan sarana dan prasarana pendukung, pendekatan guru yang lebih mengena pada murid menjadi pilihan yang utama dalam menggembalikan SMP Strada pada masa kejayaannya.
Menurut Yoce, usaha dalam peningkatan jumlah siswa juga dilakukan dengan kunjungan dirinya ke beberapa sekolah di sekitar SMP Strada Pelita. Selain itu, juga pelibatan siswa/i dalam kegiatan yang ada di luar sekolah. Baik dalam kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Sehingga dari peningkatan tersebut tidak diragukan SMP Strada menjadi pilihan dalam pilihan studi para siswa menuju peningkatan mutu terdepan kelak.
Para pengelola SMP Strada tidak main-main dalam meningkatkan mutu pendidikan. Misalkan, dalam menghadapi UASBN (Ujian Akhir Sekolah Berstandarkan Nasional) yang baru saja diadakan secara serempak di Indonesia. Pembelajaran siswa lebih dipercayakan pada bimbingan langsung yang diberikan pada guru-guru masing-masing bidang studi yang mengajarkan pendidikan selama 3 tahun dibandingkan bimbingan belajar yang diajarkan secara singkat. Sebab, dalam pandangan Yoce, strategi bimbingan belajar dilakukan pada pembahasan soal yang dikeluarkan beberapa tahun lalu. Sehingga kadang bimbel mengeluarkan prediksi soal dan apa jadinya bila soal yang dikeluarkan berbeda? Sementara para siswa telah berharap banyak pada prediksi soal tersebut. Pengarahan guru dilakukan mulai bulan Januari, dengan bimbingan penuh pada saat proses kegaiatan pembelajaran. Pada saat UASBN, siswa juga mendapatkan bimbingan dari guru tambahan untuk materi esok hari dari guru seusai UASBN pada hari tersebut.
Untuk mendukung mutu pendidikan, SMP Strada juga memiliki fasilitas olahraga seperti lapangan basket, futsal, bulutangkis, laboratorium IPA, perpustakaan dan seperangkat alat musik. Selain itu juga ekstrakurikuler olahraga maupun beberapa mata pelajaran yang juga dihadirkan sebagai ekstrakurkuler. Yang tidak kalah penting, juga dilakukan kegiatan seminar dan rekoleksi yang diadakan langsung oleh pihak sekolah. Agus

Suka dan Duka di SMP Strada

Sri Puji Lestari S.Pd.
(Guru Bahasa Indonesia selama 9 tahun di SMP Strada Petamburan
sejak 1999)

”Ketika saya mulai mengajar, memang ada penurunan dan peningkatan dari jumlah siswa di SMP Strada. Suka-duka melihat anak-anak sekolah dan mau belajar dan sekolah dengan penuh semangat adalah hal yang ditunggu saat berangkat sekolah. Ada beberapa kesedihan juga yang dirasa, misalkan, anak yang bandel dan tidak naik kelas. Sama seperti orang tua melihat perkembangan dari anak. Salah satu suka duka adalah perjalanan rumah dan sekolah yang cukup jauh.”

Fransiskus Assisi Intan Sugianto
(Ketua Kelas IX)

”Saya dari TK sampai SMP sudah di Strada. Sekolahnya biasa aja, tidak berandalan. Pelajaran dan guru-gurunya juga asyik. Pernah masuk ke sekolah lain namun terasa kurang cocok. Sehingga saya lebih memilih Strada. Sambil tertawa Frans, yang ingin melanjutkan ke SMAN 78 menambahkan ada kenangan dan kebahagiaan tersendiri karena di sekolah ini salah satunya mendapat pacar. Dikatakan dirinya menyukai Matematika menjadi mata pelajaran favoritnya karena menghitung dibandingkan Bahasa Indonesia yang harus membaca, dan juga belajar sastra.

Tiffany Angelina
(Siswi kelas IX)

”Kalau di sini merasa ada kecocokan dengan teman-temannya. Guru-guru mengajar dengan jelas dan juga ramah-ramah. Tapi sangat disayangkan ekstrakurikulernya kurang jalan karena tidak mendapat antusias dari murid-murid yang ada. Seusai SMP Fanny ingin melanjutkan pendidikan di SMK Tarakanita-Jakarta.”

Dian Kristi Injilia
(Siswi kelas IX)

”Saya senang di SMP Stratada, karena jika ada masalah guru bisa dijadikan sebagai tempat curahan hati. Bagaimana jalan keluarnya? Kebanyakan sukanya dibandingkan duka karena ada rasa keterbukaan termasuk Kepala Sekolah pada saat memberikan pengarahan. Terlebih pada saat beberapa waktu lalu ketika akan ujian diberi penjelasan jangan main atau lebih serius dalam mengejar prestasi. Guru Matematika dan Bahasa Indonesia merupakan favorit saya.”

2 komentar:

Agung Lesmana mengatakan...

Agung Lesmana
( Siswa kelas VII )
Menurut Saya , Sewaktu Pertama kali Masuk Sekolah Di SMP Strada Pelita Pejompongan Adalah Saya Suka Metode Yang diberikan Guru2 Di Smp Tersebut.Dan Saya Sangat Bangga Karena Setiap Tahun Sekolah Ini Semakin Maju Dan Fasilitasnya Semakin
Lengkap.Perajaran Yang Palin Saya Sukain Ada 3:
1.Ipa:Saya Suka Ipa Karena Metode Yang diberikan Oleh Guru Sangat baik Dan Tidak Membosankan
2.B.indonesia:Saya Suka Pelajaran Ini Karena Pelajaran ini Banyak menerangkan Tentang Pengetahua Di Indonesia Dan Selain Itu B.indonesia Juga Bisa Diandalkan Untuk Mengejar cita2 seperti menjadi Jurnalist,Direktur,Dll
3.Matematika:Saya Suka Pelajaran ini Karena : 1.Saya Suka Berhitung
2.Saya Suka Metodenya
3.saya Suka Prinsipnya

Unknown mengatakan...

g skrg sekolah di SMK Tarakanita dan g masuk jurusan akuntansi, sesuai ucapan g waktu diwawancara dulu,.
:)